html

- See more at: http://kukuhpw.blogspot.com/2013/02/cara-memasang-button-share-di-side-bar.html#sthash.jmwdAAmM.dpuf

Saturday, 4 February 2012

Suka Olahraga Tidak sih Anak Sekarang? (Depthnews Tim 1 untuk Bloc Bojonegoro Goes to School)

Suka Olahraga Tidak sih Anak Sekarang?
Senangnya melihat anak-anak SD berlenggak-lenggok dengan riangnya di halaman sekolah. Benar-benar lucu dan menggemaskan. Eits…mereka tidak sekedar berlenggak-lenggok lho…setiap pagi, di setiap sekolah dasar diadakan senam pagi bersama. Tujuannya tentu saja agar anak-anak lebih sehat dan bersemangat menerima pelajaran di sekolah.
Anak-anak SD dan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bojonegoro ini ternyata senang sekali berolahraga. Terbukti, dari polling Tim Goes to School (GtS), 100 persen blocker Gts mengaku suka berolahraga.
Alasannya pun beragam. Seperti yang diungkapkan Fikram Dzaki M, siswa SDN Kauman 1 Bojonegoro. Anak yang biasa disapa Fikram ini mengaku suka berolahraga karena selain sehat juga bisa membuat badan kekar. 
Jawaban menggelikan lain datang dari Rose Diantika Rini.  Ketika ditanya alasan mengapa menyukai olahraga, dengan entengnya Dian menjawab,“Karena bisa melatih kelenturan tubuh,” jelas siswi SDN Kadipaten 2 ini dengan polosnya.
Ketika ditanya olahraga apa yang disukai mereka, jawabannyannya pun beragam. Dan yang menjadi olahraga favorit blocker GtS adalah olahraga renang. Alasannya, selain untuk meninggikan badan, olahraga air ini juga bisa melatih pernafasan.
Favorit kedua adalah sepakbola, olahraga yang juga menjadi olahraga nomer satu di dunia ini juga cukup digemari blocker Gts, rata-rata mereka mengaku ingin seperti pemain bola favoritnya. Kemudian,  yang menduduki peringkat ketiga polling tim GtS adalah olahraga basket. Karena dimata mereka, olahraga basket telihat begitu keren dibanding olahraga lain.
Meskipun 100 persen blocker menyukai olahraga, namun 54 persen blocker mengaku belum pernah ikut kompetisi apapun dalam bidang olahraga. Dan hanya 46 persen blocker saja yang pernah ikut kompetisi. Menurut 46 persen blocker tersebut, dengan ikut kompetisi, mereka bisa mendapatkan banyak teman dan menguji nyali mereka.
Seperti yang diungkapkan Rezza Oktavianti. Anak perempuan bertubuh tambun ini mengaku pernah ikut POR SD dalam cabang olahraga panahan tahun 2011 lalu. Tidak tanggung-tanggung, dalam kompetisi tersebut siswi SDN Kauman 1 Bojonegoroini telah menyabet dua medali perunggu dan tiga medali perak. Siswi kelas 6 ini merasa senang bisa membanggakan orang tua dengan prestasi yang diraihnya tersebut.
Hal senada diungkapkan oleh Patrick, meski siswa SD Santo Paulus ini hanya ikut kompetisi catur tingkat sekolah, ia merasa sangat senang. Pasalnya, dengan ikut kompetisi, ia bisa melatih keberanian dan kemampuan dalam memainkan olahraga favoritnya tersebut.

JUMLAH BLOCKER : 140
    70 CEWEK (50%)
    70 COWOK (50%)
SUKA OLAHRAGA?
SUKA    :    140 (100 %)
TIDAK    :    0 (0 %)
OLAHRAGA FAVORIT:
    RENANG    :    33
    SEPAK BOLA    :    31
    BASKET    :    18
    LAIN-LAIN    :    58
PERNAH IKUT KOMPETISI?
    BELUM    :     75 (46 %)
    PERNAH    :    65 (54 %)

   
   


    Dukungan Berolahraga
Prestasi olahraga anak SD di Bojonegoro cukup membanggakan, ini terbukti dari POR SD/MI yang diselenggarakan di Sidoarjo pada  tanggal 21 s/d 26 november 2011, Menduduki peringkat 6 dari 38 kota / kabupaten se Jawa Timur.
Prestasi gemilang yang diraih oleh para siswa ini tak lepas dari orang – orang di sekitarnya serta fasilitas yang ada. Dalam hal ini khususnya orang tua, sangat berpengaruh bagi mereka. Orang tua harus selalu mendukung minat bakat anak agar hal tersebut bisa menjadi prestasi membanggakan. Seperti yang di ungkapkan M Rozi orang tua Intan, salah seorang anak yang berlatih di gedung Perdana Jaya. Dia selalu memberi motivasi kepada anak – anaknya agar mengembangkan bakat yang dimilikinya, serta merealisasikan dukungan tersebut dengan mengantar putrinya berlatih.
“Walaupun rumah saya jauh, saya siap mengantarkan Intan tiga kali seminggu  ke gedung tenis meja ini,” ujar pria asal Singgahan, Tuban ini.
Dukungan yang sama juga disampaikan oleh kepala sekolah SDN Kauman 1, kecamatan kota, Nurasih. Dikatakan bahwa dia akan mendukung apapun yang dilakukan, agar bisa membuat nama baik sekolahnya  terkenal, “Pokoknya saya selalu mendukung apapun yang dilakukan untuk mengharumkan nama baik sekolah ini,” ujar perempuan berjilbab ini.
Back up serupa juga dilakukan oleh Suratmi. Guru olahraga SDN Kauman ini menjelaskan bahwa dia sibuk mengatur jadwal untuk anak didiknya. Bahkan perempuan paruh baya ini menjelaskan bahwa akan ada hari yang dikhususkan untuk kegiatan ekstrakurikuler pagi, “ SDN Kauman 1 ini mulai besok sabtu ada hari khusus, maksudnya non pelajaran. Pada hari itu full digunakan untuk anak yang ingin berprestasi, istilahnya asah minat bakat,” tegas wanita dengan tinggi badan 151 cm tersebut. Hal ini dilakukan agar anak didik tidak ketinggalan pelajaran juga tidak mengabaikan olahraganya.
Selain pihak orang tua dan sekolah yang telah mendukung prestasi olahraga. Muhni, salah satu pelatih tenis meja di gedung Perdana Jaya, selalu stand by di gedung yang berada di jalan Lettu Suyitno no. 67, Bojonegoro. Latihannya sendiri dimulai jam tiga sore hingga menjelang maghrib. Dari hari senin sampai sabtu. Untuk memberikan pelatihan kepada anak yang berminat mengembangkan bakatnya di bidang tenis meja.
Muhni bertugas membina anak yang baru berlatih tenis meja, di gedung yang berada dekat tambang pasir Mulyoagung tersebut. Ada beragam usia dan kalangan yang belajar tenis meja. Mulai dari usia SD, SMP, SMA, bahkan ada juga yang dari SLB. Pria dengan gaya cool ini mengaku kesulitan melatih anak – anak pemula yang ingin belajar. “Kuncinya harus sabar Mas,” tegasnya. 
Dengan berbagai prestasi olahraga siswa SD ini, dinas pendidikan merespon positif. Sahari, kasi diklat Dinas Pemuda dan Olahraga, sering memberi pelatihan dan motifasi kepada sejumlah sekolah di Bojonegoro. Agar sekolah mempunyai atlet binaan dan menambah nilai plus  klub – klub olahraga.
“Jadi setiap ada kegiatan olahraga selalu update, agar tidak ketinggalan. Saya juga sering mengajak rekan-rekan sharing mengenai kemajuan prestasi olahraga di Bojonegoro,” jelas pria berkacamata ini.
Dukungan yang dilakukan dari berbagai pihak ini ternyata membuahkan hasil yang cemerlang, terbukti kota Bojonegoro dalam mengikuti POR SD – MI yang diadakan di Sidoarjo mampu meraih 4 medali emas, 3 medali perak dan 3 medali perunggu.


Melihat Sisi Lain di Balik Sang Jawara Tenis Meja di Bojonegoro
Berawal dari dukungan berbagai pihak di sekitarnya, prestasi belum sepenuhnya dapat maksimal jika tanpa sarana yang juga seirama. Namun dengan adanya fasilitas yang mendukung, seperti sarana Gedung Olah Raga atau yang biasa dikenal dengan GOR. Para atlet  di Bojonegoro khususnya tenis meja tidak semudah itu  dapat mencapai puncaknya. Hal ini dapat kita lihat bahwa segudang prestasi yang di miliki Kota Ledre ini, tidak terlepas dari induknya.
Begitu pula dengan Gedung Perdana Jaya dan Gedung 369. Gedung ini sudah sangat terkenal. Atlet  dari sekolah di Kabupaten Bojonegoro  yang pernah menjuarai olahraga Bulu tangkis dan tenis meja pasti tahu. Soalnya itu tempat mereka berlatih tiap hari.
Nah, gedung Perdana Jaya itu tempat belatihnya atlet pemula yang ingin bisa tenis meja. Gedungnya luas, disana ada robotnya. Ada 6 buah meja yang dipakai mengasah anak didiknya. Di sana juga ada pelatih yang tidak diragukan lagi kemampuannya. Dan tentu saja kepeduliannya kepada siapa saja yang ingin bisa.
PJ adalah nama keren dari gedung  Perdana Jaya yang beralamat di Jalan Lettu Suyitno nomor 67 Bojonegoro. Terletak di desa Margomulyo, sekilas memang tempatnya terlihat  aneh. Seperti gudang ataupun lahan kosong namun di tengahnya ada bangunan berdiri kokoh berwarna Putih. Bangunan itu di kelilingi oleh gundukan pasir yang mulai ditumbuhi rumput liar. Di  halaman depannya juga terdapat bengkel mobil. Gubuk berpintu besi  itulah yang mengantarkan atlet tenis meja pemula hingga bisa menuju ke gedung 369.
     Tempat ini telihat sepi karena pagi hari dan orang yang baru lewat mungkin tidak tahu ini tempat apa. Karena, kalau pagi memang belum buka. Sementara jam bukanya adalah jam 3 sore sampai jam 6 sore.” Bagi yang memiliki bakat terpendam tentang tenis meja atau yang ingin bisa, jangan pernah merasa malu untuk berlatih di tempat itu,” ungkap Mubarak, salah satu pelatih yang ada di PJ.

Gedung 369
Siapa sih yang nggak kenal, dari anak SD hingga orang petingi-petinggi di Bojonegoro semua tahu. Ini adalah GOR-nya orang tenis meja dan Bulu tangkis. Hal ini di ungkapkan oleh bapak M. Muslih, pengelola gedung 369, “sini itu sudah terkenal, meskipun belum lama berdiri. Soalnya ini sering dipakai oleh orang2 terkenal. Mulai bupati, kapolres, pejabat-pejabat juga banyak yang datang.”
 ini memang terlihat seperti gudang atau pabrik. Pasalnya kawasan jalan WR Supratman itu di dominasi dengan kawasan pergudangan. Ini dapat kita lihat bahwa depan gedung ada juga gudang tembakau milik PT Gudang Garam. Sedangkan tepat di  belakangnya terdapat gudang juga yaitu gudang milik Bentoel Biru dan sebelah kirinya adalah tempat pembloweran beras.
Namun hal itu juga tidak membingungkan para olahragawan tenis meja yang ingin mengasah kemampuannya. Bahkan mulai tahun 2012, pengelola menceritakan bahwa ia setiap hari selalu stand by di sini. Ia menjelaskan, bahwa sewaktu-waktu bupati atau ada kapolres, pejabat dan dokter yang ingin berlatih ia tidak perlu bolak-balik dari rumahnya yang berada di Dander.

Ada siapa dalam gedung?
Bagi atlet tenis meja, pasti akrab dengan mantan atlet nasional Clasius Lolobua. Ia adalah pelatih yang didatangkan oleh pemilik Perdana Jaya yaitu bapak Handoko. Laki-laki alumni Fakultas Hukum UGM angkatan 86 ini menjelaskan bahwa dirinya disini diminta untuk melatih anak bojonegoro yang ingin bisa tenis meja dan membina anak yang memiliki bakat di bidang ini.
“Yang di sini semua anak-anak juga berawal dari nol (baca : tidak bisa sama sekali), tetapi mereka ini punya semangat tinggi. Yang tidak kalah penting, juga harus mendapatkan dukungan penuh baik dari sekolah maupun keluarga. Karena kedua pihak itu diharapkan bisa mengerti kalau ada turnamen, dan harus latihan rutin. Dan motivasi serta dispensasi selalu diberikan untuk anak didik yang hendak ikut bertanding,” ungkap pria asal Makasar itu.
Untuk saat ini, atlet binaan yang dilatih oleh pria berusia 53 itu ada 15 anak. Mereka semua berasal dari berbagai daerah. Namun hal tersebut mendapat acungan jempol, karena atlet yang ia bina adalah atlet yang mampu meraih target juara.
Turnamen terakhir  diikuti  adalah Piala Dwi Bengawan Solo, yang pesertanya meliputi seluruh Jawa. Acara itu baru saja dilaksanakan tanggal 22 s/d 23 Januari 2012 kemarin. Sebagai juara pertama kadet putra yang di raih oleh Zahru, Siswa SMA 3. Tak hanya itu, Zahru, yang baru menginjak SMA ini juga sekaligus menggaet juara 3 ujntuk tunggal putra. Digi, peraih juara 1 kadet putri juga membawa nama baik Bojonegoro dalam ajang tersebut.
     Kemudian, yang kedua Piala TVRI Nasional tanggal 15 s/d 18 September di Semarang. Turnamen ini di ikuti oleh Sandy, juara 1 kadet putra dan Zahru kadet putra yang mendapatkan juara keduanya. Berdasarkan catatan prestasi yang diperoleh atlet, selama dua tahun ini selalu mengikuti pertandingan dan hampir selalu mendapatkan juara. Meskipun pernah sekali ada turnamen yang tidak mendapat apa-apa saat big match, namun hal tersebut selalu menjadi motivasi untuk para atlet agar lebih giat berlatih.
“Hampir setiap bulan ada turnamen, dan kami juga selalu ikut. Ini saja kemarin baru saja pulang langsung intensif latihan,” cerita mantan atlet nasional.

Melihat Sisi Lain di Balik Sang Jawara Tenis Meja di Bojonegoro
Berawal dari dukungan berbagai pihak di sekitarnya, prestasi belum sepenuhnya dapat maksimal jika tanpa sarana yang juga seirama. Namun dengan adanya fasilitas yang mendukung, seperti sarana Gedung Olah Raga atau yang biasa dikenal dengan GOR. Para atlet  di Bojonegoro khususnya tenis meja tidah semudah itu  dapat mencapai puncaknya. Hal ini dapat kita lihat bahwa segudang prestasi yang di miliki Kota Ledre ini, tidak terlepas dari induknya.
Begitu pula dengan Gedung Perdana Jaya dan Gedung 369. Gedung ini sudah sangat terkenal. Atlet  dari sekolah di Kabupaten Bojonegoro  yang pernah menjuarai olahraga Bulu tangkis dan tenis meja pasti tahu. Soalnya itu tempat mereka berlatih tiap hari.
Nah, gedung perdana jaya itu tempat belatihnya atlet pemula yang ingin bisa tennis meja. Gedungnya luas, disana ada robotnya. Ada 6 buah meja yang dipakai mengasah anak didiknya. Di sana juga ada pelatih yang tidak diragukan lagi kemampuannya. Dan tentu saja kepeduliannya kepada siapa saja yang ingin bisa.
PJ adalah nama keren dari gedung  Perdana Jaya yang ber alamat di Jalan lettu Suyitno nomor 67 Bojonegoro. Terletak di desa Margomulyo,sekilas memang tempatnya terlihat  aneh. Seperti gudang ataupun lahan kosong namun di tengahnya ada bangunan berdiri kokoh berwarna Putih.. Bangunan itu di kelilingi oleh gundukan pasir yang mulai ditumbuhi rumput liar. Di  halaman depannya juga terdapat bengkel mobil. Gubug berpintu besi  itulah yang mengantarkan atlet tenis Meja pemula hingga bisa menuju ke gedung 369.
     Tempat ini telihat sepi karena pagi hari dan orang yang baru lewat mungkin tidak tahu ini tempat apa. Karena, kalau pagi memang belum buka. Sementara jam bukanya adalah jam 3 sore sampai jam 6 sore.” Bagi yang memiliki bakat terpendam tentang tenis meja atau yang ingin bisa, jangan pernah merasa malu untuk berlatih di tempat itu,” ungkap , salah satu pelatih yang ada di PJ.



Berprestasi di Olah Raga, Jeblok di Pelajaran
Seorang anak yang berprestasi dalam bidang olah raga pastinya sangat membanggakan. Namun bagaimana dengan nilai pelajarannya di sekolah?
    Fenomena yang terjadi, anak yang prestasinya di bidang olah raga cemerlang, namun di pelajarannya di sekolah nilainya biasa-biasa saja, bahkan ada yang jeblok.
    Semua tergantung dari diri anak tersebut. Memang ada tipe anak yang prestasi di bidang olah raganya bagus, namun di pelajarannya biasa saja. Ada juga yang nilai akademiknya bagus, namun tidak memiliki prestasi di bidang non akademik. Bahkan ada juga yang non akademik berprestasi, akademiknya juga berprestasi.
    Seperti yang di ungkapkan guru olah raga di MINU, bahwa memang ada anak yang lebih menonjol prestasinya di salah satu bidang.
    “Misalkan di sekolah ini, ada anak yang berprestasi di olah raga bulu tangkis, namun nilai pelajarannya biasa saja. Ada juga anak yang lebih menonjol di pelajaran, namun tidak mempunyai prestasi di bidang lainnya. Ada kelebihan, ada juga kekurangan, dan keduanya saling mengisi,” papar guru yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.
Untuk mengimbangkan antara prestasi akademik dan non akademik, tak lepas upaya dari sekolah untuk memberikan tambahan pada siswa yang kebetulan mengikuti event waktunya bersamaan dengan waktu pelajaran di sekolah.
    Seperti yang dipaparkan oleh Sony Alpha Prasetya, guru olah raga di SDN Kadipaten II, bahwa ketika siswa sedang ada kompetisi bersamaan dengan waktunya belajar di sekolah, maka akan diberikan tambahan bimbingan belajar.
    “Agar pelajarannya tidak tertinggal ketika siswa sedang mengikuti pertandingan pas jam pelajaran, maka akan diberikan les di sore hari. Jadi pelajaran mereka tidak tertinggal dari yang lainnya.” jelas bapak satu anak ini.
    Tingkah laku di sekolah, anak  yang berprestasi sama dengan siswa yang lainnya, tidak sombong ataupun memilih-milih teman. Bahkan anak yang berprestasi bisa membantu dalam pelajaran, dan di jadikan contoh untuk teman-temannya. Hal itu yang dilakukan oleh Sony ketika praktik olahraga renang, ia meminta atletnya untuk memberikan contoh dan membantu teman-temannya.
    Mengenai tingkah laku siswa di sekolah, pemerintah telah memberlakukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter, di mana setiap kegiatan siswa yang diberikan dapat membentuk karakter siswa. Hal itu dibenaran oleh FX Sugiatmo, kepala sekolah SD Santo Paulus.
“Tingkah laku siswa di sekolah semua sama, tidak ada perbedaan anatara siswa yang prestasi ataupun biasa. Sebelum pemerintah menetapkan pendidikan karakter, di sini sudah terbiasa memberikan pendidikan karakter pada siswa.” Terang pria asal Semarang ini. (Ika F.N.R.Kanapi, Desi S.E., Parto S.)



No comments:

Post a Comment